Enam Aspek Pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005), Taksonomi untuk Membaca Capaian Pembelajaran (CP) pada Kurikulum Merdeka


Capaian Pembelajaran merupakan salah instrumen dari kurikulum merdeka yang menjadi kunci dan acuan guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran. Capaian Pembelajaran yang sering disebut CP memberikan flexibelitas tinggi bagi guru-guru untuk mengembangkan, memilih serta menetapkan capaian pembelajaran yang sesuai bagi peserta didik masing-masing. Tidak seperti Kompetensi Dasar (KD) pada Kurikulum 2013, dimana KD sangat jelas dan tidak membutuhkan tafsiran sehingga guru-guru tidak mempunyai keleluasaannya dalam menentukan target capaian sesuai dengan karakteristik peserta didik masing-masing.

Oleh karena itu, dikarenakan flexibelitas yang tinggi pada CP maka diperlukan taksonomi yang digunakan untuk memahami CP ini. CP ini tidak bisa dipandang melalui kaca mata Taksonomi Bloom, akan tetapi harus dilihat menggunakan taksonomi Wiggins dan Tighe atau sering disebut sebagai Enam aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005). Berikut adalah Enam aspek pemahaman Wigin and Tighe yang digunakan untuk memahami CP.

Enam aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005) merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tapi tidak harus hirarkis.

Pertama, penjelasan (explanation). Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antartopik, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur, menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.

Kedua, interpretasi (interpretation). Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.

Ketiga, aplikasi (application). Menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan).

Keempat, perspektif (perspective). Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.

Kelima, empati (empathy). Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu.

Keenam, pengenalan diri (self-knowledge). Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.

Perlu di ingat bahwa enam aspek pemahaman ini bukanlah merupakan urutan hirarki namun seluruh aspek ini berdiri sendiri dan dibantung dengan berbagai pendekatan.

Terima Kasih.

Previous Post Next Post